Sabtu, 22 Agustus 2009

I. Judul : MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP NEGERI I GUNDHI

II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pendidikan. Didalam peraturan pemerintah No 29 tahun 1990 di gariskan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan maa depan. Dalam mencapai tujuan tersebut di harapkan siswa memperoleh berbagai jenis layanan. Adanya kesadaran hal tersebut dapat memotivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Motivasi yang di wujudkan dapat mempengaruhi faktor-faktor lain yang akan di ungkapkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Hasil dari penemuan faktor-faktor tersebut maka dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang terkait, sehingga pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa dapat di tingkatkan dari sebelumnya.
Permasalahan yang dialami oleh siswa di sekolah seringkali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini disebabkan oleh sumber-sumber permasalahan siswa yang banyak terletak di luar sekolah. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh di biarkan begitu saja. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas dan efektif, maka dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan pernasalahannya. Dalam tugas pelayanan yang luas , maka bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka. Mengingat bahwa sumber permasalahan anak-anak, remaja dan pemuda, bahkan orang-orang dewasa di dalam keluarga, dalam lembaga-lembaga kerja dan di dalamorganisasi serta lembaga-lembaga kemasyarakatan pada umumnya akan menghadapi kemungkinan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan dan perkembangannya.( Ivey dan Goncaves, 1978 ).
Kesadaran akan perlunya bimbingan dan konseling bukan saja kepada siswa, tetapi juga kepada guru pembimbingnya agar dapat di upayakan pengembangan pelayanan agar menjadi lebih baik. Dasar inilah yang di pakai oleh para guru pembimbing di SLTP N 1 Gundhi, sehingga pemanfaatan bimbingan dan konseling oleh siswa di sekolah tersebut lebih tinggi.
Hasil dari survey yang telah dilakukan oleh penulis di SLTP N 1 Gundhi, tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan siswa datang sendiri kepada guru pembimbing yang mempunyai beberapa hambatan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Hambatannya antara lain adalah hambatan dari segi waktu dan tenaga. Setiap guru pembimbing harus membimbing 152 anak. Waktu melaksanakan laynan-layanan juga masih terbatas, sehingga dengan jumlah kelas yang begitu banyak siswanya masih ada yang kurang memenuhi tentang apa tujuan serta manfaat binbingan dan konseling sebenarnaya. Akibat dari itu masih banyak siswa yang “salah kaprah” terhadap bimbingan dan konseling yang diantaranya menganggap guru pembimbing sebagai guru disiplin.
Berdasarkan dari data yang telah dipeeroleh dari lapangan dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling ini sangat penting. Atas dasar tersebut, maka dapat di lihat bahwa layanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada siswa.Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk meneliti MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP NEGERI 1 GUNDHI.

B. Pembatasan Masalah
Hasil dari uraian diatas telah memunculkan satu permasalahan yang dituangkan ke dalam bentuk pertanyaan.
“Apakah yang memotivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di SLTP N 1 Gundhi ?”

C. Perumusan Masalah
Dalam suatu penelitian terdapat banyak permasalah yang dapat menghambat pelaksanaan penelitian, maka perumusan masalah adalah langkah yang sangat penting. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengarahkan peneliti untuk mengumpulkan data dan memilih metodologi yang tepat untuk penelitian yang positif dan signifikan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah manfaat motivasi siswa dalam layanan bimbingan dan konseling?”.





D. Tujuan Penelitian
Manfaat yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di SLTP Negeri 1 Gundhi.

E. Manfaat Peneliti
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling di sekolah.

b. Manfaat Praktis
Dapat digunakan sebagai bahan masukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah untuk meningkatkan pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling disekolah. Sehingga pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah itu akan lebih meningkat dari sebelumnya.

III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Landasan teori ini akan menguraikan tentang teori-teori yang akan dijadikan landasan dalam membuat penelitian oleh penulis. Dalam landasan teori ini juga akan dijadikan sebagai pedoman bagi penulis dalam membuat instrumen, dimana instrumen tersebut digunakan sebagai alat untuk menilai tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa. Teori-teori yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut :
a) Bimbingan dan konseling
b) Siswa sebagai subyek utama
c) Motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling
Selanjutnya dapat diuraikan tentang landasan teori yang pertama adalah berkaitan dengan bimbingan dan konseling :
A. BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian Bimbingan
“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuain-penyesuain yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan ( diwariskan ) tetapi harus dikembangkan.”( Jones, Staffire & Stewart, 1970 : dalam Prayitno, Erman Anti, 1994 ).
2. Pengertian Konseling
“Konseling adalah suatu kegiatan dimana semua fakta yang dikumpulkan dan semua pengalaman siswa yang difokuskan pada masalah tertentu yang harus diatasi, dimana ia diberi bantuan secara pribadi maupun langsung dalam memecahkan masalah itu sendiri.Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditunjukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalah sendiri tanpa bantuan” ( Jones, 1951 ).

B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
a) Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama dengan tujuan pendidikan, sebagaiman dinyatakan dalam UU No.2 sistem pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan ( DIPDIKBUD, 1996 / 1997 ).
Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah pemberian bantuan kepada siswa sama ada siswa yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah. Pernyataan ini di dukung oleh ( Ridwan, 1998 ) yaitu : “Penanganan siswa secara luas tidak hanya menyangkut siswa yang bermasalah ( misalnya : melanggar peraturan, underachiever atau slow learner ) tetapi juga penangan siswa yang menunjukkan prestasi tinggi”
.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari bimbingan dan konseling menurut ( George & Christiani, 1981) adalah sebagai berikut :
1) Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku.
2) Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu.
3) Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan.
4) Meningkatkan dalam hubungan antara perorangan.
5) Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien.
C. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan uraian yang disajikan diatas, maka dapat disajikan kerangka berpikir sebagai berikut :
1) Layanan bimbingan dan konseling memiliki motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
2) Minat merupakan keterkaitan seseorang terhadap sesuatu, sehingga menjadi penyebab terhadap partisipasinya ke dalam kegiatan tersebut.
3) Pelaksanaan layanan dapat di lihat dari aspek dan metode yang di gunakan serta fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
4) Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sangat erat kaitannya dengan metode yang digunakan serta fasilitas yang menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling.

D. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, sehingga hipotesis perlu dibuktikan kebenaranya. ( Suharsimi Arikunto,1994:78).
Berdasarkan pengertian tersebut dikemukakan hipotesis adalah jawaban sementara dari hasil penelitian yang dilakukan.
Hipotesis yang dikenal dalam suatu penelitian Y,umumnya ada dua yaitu Hipotesis Kerja (Ha) hipotesis nihil (Ho) namun dalam penelitian hipotesis yang diajukan adalah hipotesis kerja yang berbunyi:
“Motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di SLTP N I GUNDHI”.

IV. METODOLOGI PENELITIAN
Setiap langkah memecahkan masalah perlu menggunakan metode yang sesuai, sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Metode penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan (Surachmad, 1984 :131). Sedangkan menurut pendapat Sutrisno Hadi (1996 : 4) metode adalah suatu cara untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha kebenaran suatu pengetahuan usaha mana dilakukan dengan metode ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara yang ditempuh untuk mengadakan penelitian artinya pengetahuan yang dapat diterima dengan akal pikiran yang sehat disertai bukti yang menyakinkan, dikumpulkan secara logis, sistematis dan terkontrol.

1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diteliti (Sutrisno Hadi, 1994 : 220). Dalam Penelitian yang dimanfaatkan sebagai populasi adalah seluruh siswa SLTP N I GUNDHI. Sedangkan menurut (Suharsimi Arikunto, 1996 : 120) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang ada . Dalam penelitian ini jumlah populasinya adalah 152 siswa, sehingga populasi sejumlah tersebut sekaligus juga dipakai sebagai sampel. Alasan penggunaan populasi sekaligus dijadikan sebagai sampel adalah mengacu pada pendapat (Suharsimi Arikunto, 1996 : 107) menurut pendapatnya bila jumlah populasinya kurang dari 100 (seratus) lebih
baik digunakan seluruhnya sebagai sampel, sehingga penelitiannya penelitian populasi.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dengan cara datang sendiri. Dengan demikian teknik yang digunakan untuk memilih sampel adalah purposive sampling. Menurut ( Suharsimi Arikumto : 1986 ) memberikan pikiran dalam buku prosedur penelitian tentang pengambilan sampel dimana beliau mengatakan apabila subyek lebih dari 100 orang, dapat diambil 10 – 15 %.

2. Variabel Penelitian
Setiap variabel penelitian tidak lepas dengan variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikumto, 1996:97). Sedangkan menurut (Sutrisno Hadi, 1994 : 224) variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya maupun tingkatannya. Faktor-faktor yang mendorong siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling merupakan variabel yang diteliti yang terdiri dari sub variabel motivasi yang dibagi menjadi 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
3. Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden) (Arikunto, 1993 : 24). Angket ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang berasal dari sampel sejumlah 70. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket jenis langsung bersifat tertutup. Angket langsung adalah angket yang dikirim dan diisi langsung oleh orang
yang akan dimintai jawaban tentang dirinya (Arikunto, 1990 : 25). Sedangkan angket tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan
pilihan jawaban lengkap, sehingga responden tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilihnya (Arikunto, 1990 : 225). Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket langsung tertutup dengan empat (4) pilihan jawaban (option) dengan ketentuan setiap optionnya adalah :
1) Alternatif jawaban a skornya 4
2) Alternatif jawaban b skornya 3
3) Alternatif jawaban c skornya 2
4) Alternatif jawaban d skornya 1 (Suharsimi Arikunto, 1990 : 225)
Berdasarkan jawaban angket yang telah disebarkan kepada sejumlah responden maka akan disajikan kreteria hasil penelitian untuk mengetahui seberapa jauh manfaat layanan bimbingan dan konseling di SLTP N 1 Gundhi dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Sangat berperan, jika responden jumlah total jawaban responden antara
80 % - 100 %.
2) Berperan , jika responden jumlah total jawaban responden antara 60 % - 79 %.
3) Kurang berperan, jika responden jumlah total jawaban responden antara 40 % - 59 %.
4) Tidak berperan, jika responden jumlah total jawaban responden antara 0 % - 39 %.
b. Teknik Wawancara
Wawancara ini terutama dilakukan dengan berbagai pihak yang telah dipilih sebagai informan dan sebagai sumber data yang ingin diungkap. Hal ini menggali dan memperoleh informasi yang lebih lengkap dan lebih efektif atau sesuai keadaan yang sebenarnya. Wawancara jenis ini tidak dilakukan
dengan struktur mengikat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin memfokus sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Keluwesan cara ini memberikan informasi yang sebenarnya (Miles & Huberman dalam Sutopo, 1988 : 131). Dalam hal ini terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap, pendapat dan pandangan mereka tentang motivasi manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan dan mengenai hal-hal atau sesuatu variabel yang berupa catatan, prasasti dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1993 : 202).
Metode ini digunakan untuk mencari atau mengetahui peran guru pembimbing dalam mendorong siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.


4. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1991 : 136). Suatu isntrumen yang sahih atau valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk mengukur validitas item penelitian ini peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
N. åXY – (åX)( åY)
rxy =

{N. åX² - (åX)²} {N . åY² - (åY)²}

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

åX = Jumlah nilai X
åY = Jumlah nilai Y
åX² = Jumlah Kuadrat X
åY² = Jumlah Kuadrat Y
N = Jumlah sampel penelitian (Arikunto, 1996 : 69)
Untuk mengukur validitas item digunakan koefisien sebagai berikut :
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 sangat rendah. (Arikunto, 1996 : 69).
b. Reliabilitas
Masalah yang erat hubungannya dengan validitas adalah reliabilitas. Reliabilitas atau keajegan dari alat pengumpul data (Instrumen) yang dapat menunjukkan atau mengungkap gejala tertentu dari kelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang tertentu (Hadari Nawawi, 1987 : 139).
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa :
“Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen menghasilkan data yang dapat digunakan ulang”. (Arikunto, 1996 : 168).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka yang dimaksud reliabilitas dalam penelitian ini adalah suatu kemantapan, ketepatan dan homogenitas dari suatu instrumen sehingga dapat menghasilkan data yang tepat.
Untuk menentukan reliabilitas ada bermacam-macam teknik yang dapat digunakan. Pada dasarnya ada tiga, yaitu :
1) Teknik ulang yaitu menunjukkan adanya pengulangan, yaitu pengukuran yang sama kepada responden yang sama, dengan situasi yang kira-kira sama pada waktu yang berbeda.
2) Teknik bentuk paralel yaitu menunjukkan pada kesatuan yang sama, atau kelompok variabel diukur dua kali pada waktu yang sama atau hampir bersamaan pada sampel atau responden yang sama.
3) Teknik belah dua yaitu menunjukkan pada pengujian suatu instrumen dengan cara skor pada kedua bagian instrumen itu dikorelasikan (Surachman, 1988 : 93 – 94).

Reliabilitas yang dipilih oleh penulis adalah reliabilitas Alpha. Seperti yang di jelaskan oleh ( Suharismi, 95 : 1998 ) bahwa angket dan skala bertingkat di uji dengan rumus Alpha sebagai berikut :
Keterang
: Reliabilitas instrumen
K : Banyaknya butir item
Esb² : Jumlah varian butir
Est² : Varian total

5. Teknik Analisis Data
Setelah diperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian, maka langkah selanjutnya yaitu menyajikan dan menganalisis data tersebut. Pengolahan data merupakan langkah kritis dalam penelitian, dalam arti bahwa analisis data akan menentukan kesimpulan dari suatu penelitian. Benar tidaknya
kesimpulan tergantung dari analisis data.
Menurut Sutrisno Hadi (1989 : 257) analisis data adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mempersiapkan data, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penyelidikan yang berujud angka-angka.
Sedangkan menurut Muhamad Ali (1989 : 156) analisis data adalah suatu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mengumpulkan, mengelola atau menganalisis data, menarik kesimpulan, bahkan mengambil keputusan
yang mempunyai landasan kuat, yaitu data atau fakta empiris yang berhubungan dengan angka-angka.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data deskreptif prosentase.
Teknik ini digunakan untuk menjelaskan kualitas tentang Peran Guru pembimbing dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di SLTP N 1 Gundhi.
Untuk memudahkan penelitian dalam menetaokan skor pada item yang dijabarkan, maka dibuat skor menggunakan skala. Skala yang digunakan adalah skala Likert menggunakan 4 pilihan jawaban. 4 pilihan jawaban adalah sebagai berikut dengan skor sebagai :
a. Sanagat setuju ( 4 )
b. Setuju ( 3 )
c. Tidak setuju ( 2 )
d. Sabgat tidak setuju ( 1 )
Tujuan menggunakan skala likert adalah item dapat dinyatakan dalam beberapa responsif seperti sangat setuju, setuju, bimbang, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sesuai dengan tujuan penelitian yang faktor-faktor apa saja yang mendorong siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di SLTP N 1 Gundhi, maka dibuat alternatif jawaban seperti di atas untuk melihat apakah responden setuju atau tidak setuju dan seterusnya dengan item yang dijabarkan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mendorong memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling oleh responden.
Hasil yang diperoleh akan dihitung untuk mendapatkan presentasinya. Presentasi yang tinggi dari faktor-faktor tersebut mendorong siswa atau respondan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu juga sebaliknya. Langkah yang digunakan adalah :
1. Mencari jumlah skor yang ideal yaitu 4 ( sangat setuju ).
4 X ( jumlah item ) X N = Hasil ( skor yang ideal atau tertinggi ).
2. Mencari jumlah skor empirik atau skor yang diperoleh dengan
menjumlah semua skor.
3. Prosentase di aplikasikan mengikuti faktor atau indikator.
Contohnya : Pengetahuan 70 %.
Rumus untuk menghitung prosentase adalah :
Skor empirik X 100 %
Skor ideal

4. Presentase yang diperoleh dalam setiap faktor akan dibandingkan
dengan kriteria yang sudah ditetapkan dengan tujuan memberikan makna terhadap presentase yang di peroleh.
Cara untuk mendapatkan tabel kriteria adalah dengan :
1). Menentukan jenjang kriteria yaitu 4.
2). Menentukan lebar kelas menurut ( Sutrisno Hadi, 12 : 1989 ) adalah :
i = Jarak pengukuran ( R )
Jumlah imterval

i = Hasil tertinggi – hasil terendah
4

Hasil yang di peroleh akan dijadikan satu tabel kriterian yang mempunyai predikat sangat mendorong, mendorong, kurang mendorong dan tidak mendorong.
Sebagai contoh untuk faktor pengetahuan adalah hasil tetinggi 56 ( 4 x 14) dan hasil terendah ialah 14 ( 1 x 14).
56-14 = 10,5 di bulatkan menjadi 11
4
Lebar kelasnya adalah 11 dengan 4 jenjang kriteria yaitu sangat mendorong, mendorong, kurang mendorong dan tidak mendorong.
Cara menghitung presentasenya adalah :
47 X 100 % = 82 %
57









Kriteria Analisis Deskreptif
Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling oleh siswa

Skor
Presentase
Predikat
45 - 47
82 – 100
Sangat memotivasi
36 – 46
63 – 81
Memotivasi
25 – 25
44 – 62
Kurang memotivasi
41 – 24
25 – 43
Tidak memotivasi

Keterangan :
Di lihat pada kriteria, maka faktor atau indikator pengetahuan dapat diartikan sebagai motivasi siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. Indikator pengetahuan sebesar 70 % termasuk pada kriteria motivasi, yaitu berada pada presentase antara 63% sampai dengan 81 %.









E. Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini disusun sistematika skripsi seperti yang telah ditentukan yaitu : Bagian awal skripsi meliputi : halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, ringkasan skripsi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran.
Bagian isi skripsi, meliputi lima bab yaitu :
Bab I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, permasalahan, penegasan istilah, tujuan peelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori terdiri dari : Peran Guru, Pengertian Belajar, Prestasi Belajar, PPKn dan Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar PPKn Siswa Di Kelas X SMA Pancasila Purwodadi
Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari : populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, analisis data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan terdiri dari : Gambaran umum subyek penelitian, analisis data, pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran-saran.
Bagian akhir skripsi, pada bagian ini disajikan mengenai daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.





DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, 1990, Psikologi Sosial, Jakarta : PT Rineka Cipta

Asmara Husni, 1985, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Depdikbud, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Depdiknas Dirjen Dikdasmen, 2002, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta : Depdiknas.

Kartini Kartono, 1980, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung : Alumni.

Koentjoroningrat, 1985, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia.

Maman Rachman, 1998, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka Cipta.

Ngalim Purwanto, 1997, Psikologi Pendidikan , Bandung : PT. Remaja Rasdakarya.

Suharsimi Arikunto, 1991, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi, 1996, Statistik 2, Yogyakarta : Andi Offset.

, 1996, Metodologi Research I, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

, 1996, Metodologi Research II, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

, 1996, Metodologi Research III, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

, 1996, Metodologi Research IV, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Winarno Surachmad, 1989, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : CV. Transito.


Winkel, 1983, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : Gramedia.

Witherington, HC/M Bhucori, 1991, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineke Cipta.

1 komentar: